Posts

Showing posts from 2017

Sebuah Kata Pengantar Injil Matius

Image
Oleh: Sang Misionaris. Pendahuluan Injil Matius adalah kitab pertama dalam Perjanjian Baru. Dan bagi Kristen , penempatannya sebagai penghubung antara Perjanjian Lama (PL) dengan Perjanjian Baru  (PB). Karena posisi Injil Matius  termasuk dokumen tunggal terpenting dalam iman Kristen, Injil ini menjadi paling umum dibaca dan paling sering dikutip oleh jemaat mula-mula. 1 Karena hal itulah, dalam ulasan kali ini penulis hanya memfokuskan diri pada Injil kanonik, yang diawali pembahasannya dengan Injil Matius dalam melakukan penelitian lebih lanjut terhadap Injil kanonik. Karena pada dasarnya, sebuah kata pengantar (dalam arti suatu disiplin sejarah) adalah pijakan dasar bagi para pembaca sebelum melakukan penilaian, atau pendalaman atas suatu teks sastra dalam perspektif historis, yang kelak akan berkaitan pembahasannya dengan kritik bentuk, kritik sumber, dan kritik tradisi, khususnya terhadap Injil Kanonik. Pengantar khusus ini, tentunya berkaitan pula dengan asal-mula

Mushaf Ubay bin Ka'ab

Image
Oleh: Sang Misionaris Pendahuluan Ubay bin Ka’ab bin Qais bin Zaid bin Muawiyah bin ‘Amr al-Anshari an-Najjar, adalah salah seorang sahabat Nabi yang dijuluki sebagai Abul Mundzir dan Abu Thufail. Ubay termasuk orang yang dahulu masuk Islam , dan termasuk pula sebagai kaum anshar. Ia pun termasuk salah seorang yang ikut pula pada perjanjian Aqabah kedua yang sudah mengenal baca tulis pada masa jahiliyah , dan berbagai peperangan telah diikutinya, termasuk perang Badar. Nama Ubay, dicantumkan di antara deretan para sekretaris Nabi saw oleh para ulama sejarah, yaitu Umar bin Syabah, 1 Ath-Thabari, 2 Ibnu Maskawaih, 3 Al-Ya’qubi, 4 Al-Jahsyayari, 5 Ibnu Atsir, 6 Al-Iraqi, 7 Al-Mizzi, 8 Ibnu Katsir, 9 dan lain-lain. Ubay bin Ka’ab adalah orang yang ahli dalam ilmu agama, dan termasuk pula orang yang bagus bacaan Al-Qur’annya. Hal tersebut dibuktikan sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Amru, bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: &

Penyebab Yahudi Mengharapkan Mesias

Image
Pendahuluan. Kata Messiah dalam bahasa Aram adalah mesiha, yang jika dalam bahasa Ibrani adalah Mashiach. Di zaman purbakala, istilah tersebut biasanya diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani sebagai Christos, yang dalam bahasa Latin disebut Christus, sedangkan pada bahasa Inggris adalah Christ. Semua kata itu, secara literal berarti orang yang diurapi. Mesias biasanya mengacu pada seseorang yang di inisiasi ke dalam pelayanan Tuhan yang diurapi dengan minyak. 1 Adapun gagasan tentang makhluk yang tidak berdosa, ilahi atau semi ilahi, yang akan mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan manusia dari konsekuensi dosa , semua itu merupakan murni dari konsep Kristen yang tidak memiliki dasar sama sekali dalam pemikiran Yahudi . Sayangnya, konsep Kristen  tersebut telah begitu tertanam dalam kata bahasa Inggris, yakni Messiah, sehingga kata bahasa Inggris ini tidak dapat lagi digunakan untuk merujuk pada konsep Yahudi. 2

Menggugat Otoritas Perjanjian Baru (PB) bagian 2

Image
Para penulis buku yang sekarang terdiri dari Perjanjian Baru  (PB) tidak bermaksud agar tulisan mereka menggantikan atau menyaingi Perjanjian Lama (PL). Kitab Kristen  pada awalnya dimaksudkan sebagai dokumen utilitarian, untuk menanggapi kebutuhan spesifik gereja mula-mula. Seiring dengan berjalannya waktu lebih dari seratus tahun setelah Yesus, orang-orang Kristen mulai menggunakan istilah Perjanjian Baru untuk merujuk pada tulisan suci bahwa gereja yang baru lahir itu mulai dipandang sebagai satu unit yang suci. Orang Kristen mula-mula memandang PB sebagai penggenap atas janji yang terdapat pada PL, dan bukan sebagai pengganti dari kitab suci Yahudi. PB seperti yang kita ketahui sekarang ini, terdiri dari dua puluh tujuh buku, namun aslinya tidak ditulis sebagai keseluruhan yang koheren dan Yesus sendiri tidak memproduksi catatan tertulis tentang pekerjaannya tersebut. Meskipun PB yang sekarang dimiliki oleh Kristen ditulis pada abad pertama, tetapi dibutuhkan waktu yang pan

Menjawab Dakwaan Terhadap Mushaf Ibn Mas'ud

Image
Oleh : Sang Misionaris. Pendahuluan . Sebelum menelaah tentang mushaf Ibnu Mas’ud atau riwayat-riwayat yang dinisbatkan kepada Ibn Mas’ud, perlu untuk sekiranya dipahami, bahwa mushaf yang disepakati oleh umat dan dibaca oleh seluruh kaum Muslimin di berbagai daerah adalah mushaf Utsmani yang diriwayatkan secara mutawatir. Konsensus (ijma’) para sahabat ini, tidak akan menjadi gugur dengan adanya penolakan dari Ibn Mas’ud. Adapun alasan Ibn Mas’ud melakukan penolakan untuk membakar mushafnya, sudah penulis sampaikan pada  Artikel ini .

Menggugat Otoritas Perjanjian Baru (PB)

Image
                             Oleh: Sang Misionaris. Jika anda betul-betul mempelajari dan memahami proses kodifikasi Alquran  dari mulai zaman Nabi Muhammad  saw hingga saat ini, teks asli dan bahasa asli yang terdapat pada Al-Qur'an  masih tetap digunakan dan masih sama isinya. Dengan masih digunakannya teks asli dan bahasa asli pada Al-Qur'an, hal itu dilakukan untuk mencegah adanya penyisipan dan penyimpangan atas Firman Allah , baik dalam aspek penerjemahan, penafsiran, serta pengamalan. Metode yang digunakan oleh Nabi dalam mentransformasi wahyu kepada para sahabat, berupa hapalan dan murajaah. Yang ternyata, metode tersebut belum pernah dilakukan oleh bangsa dan agama manapun. Tapi lain halnya, jika kita meninjau Alkitab. Karena pada Alkitab, tidak adanya teks dan bahasa asli, yang hal tersebut telah menuai perbedaan pendapat di kalangan sarjana Kristen, seperti halnya tentang perbedaan antara “arti asli ayat” dengan “makna ayat”, yang hal tersebut menyangkut tentang

Sejarah Kodifikasi Al-Qur'an bag. 3

Image
Berkaitan tentang banyaknya bacaan, salah satu tokoh dari Jaringan Islam  Liberal ( JIL)  yang bernama Luthfi Asy-Syaukanie, mengatakan : “Otoritas bacaan bukanlah satu-satunya sumber yang menyebabkan banyaknya varian bacaan. Jika otoritas tidak dijumpai, kaum Muslim pada saat itu umumnya melakukan pilihan sendiri berdasarkan kaedah bahasa dan kecenderungan pemahamannya terhadap makna sebuah teks.  Dari sinilah kemudian muncul beragam bacaan yang berbeda akibat absennya titik dan harakat (scripta defectiva).  (1) Apa yang dipaparkan oleh Luthfi diatas, mengimplikasikan dengan banyaknya bacaan, hal tersebut menyebabkan adanya perbedaan isi teks yang bersifat tekstual. Berarti konsekuensi logisnya adalah disaat adanya perbedaan atas apa yang ditulis, tentunya akan berbeda pula atas apa yang dibacanya. Padahal, para penulis buku tentang biografi para qari’, selalu membedakan periwayatan dari segi memaparkan, mendengarkan dan menyampaikan. Mereka menyebut bagian pertama deng

Sejarah Kodifikasi Al-Qur'an bag. 2

Image
Selanjutnya, Luthfi menuturkan sebagai berikut : "Perbedaan antara mushaf Utsman dengan mushaf-mushaf lainnya bisa dilihat dari komplain Aisyah, isteri Nabi, yang dikutip oleh Jalaluddin al-Suyuthi dalam kitabnya, al-Itqan, dalam kata-kata berikut: “pada masa Nabi, surah  al-Ahzab berjumlah 200 ayat. Setelah Uthman melakukan kodifikasi, jumlahnya menjadi seperti sekarang [yakni 73 ayat].” Pandangan Aisyah juga didukung oleh Ubay bin Ka’b, sahabat Nabi yang lain, yang di dalam mushafnya ada dua surah yang tak dijumpai dalam mushaf Uthman, yakni surah al-Khal’ dan al-Hafd. Setelah Uthman melakukan kodifikasi dan standarisasi, ia memerintahkan agar seluruh mushaf kecuali mushafnya ( Mushaf Uthmani ) dibakar dan dimusnahkan. Sebagian besar mushaf yang ada memang berhasil dimusnahkan, tapi sebagian lainnya selamat. Salah satunya, seperti kerap dirujuk buku-buku ‘ulum al-Qur’an, adalah mushaf Hafsah, salah seorang isteri Nabi, yang baru dimusnahkan pada masa pemerintahan Marwa

Sejarah Kodifikasi Al-Qur'an bag. 1

Image
                    Oleh : Sang Misionaris Para orientalis telah menerapkan metodologi kritiknya terhadap Al-Qur'an, yang sebelumnya telah mereka terapkan terhadap Alkitab. Mereka menghimpun berbagai pendapat, asumsi, dan pandangan, lalu menyimpulkannya dengan melakukan analisis yang relevan dengan tempat, waktu, dan kondisi. Mereka hanya menaruh perhatian pada matan, tetapi tidak pada sanadnya. 1 Keadaan demikian, ternyata diikuti dan diteruskan oleh kelompok yang bernama Jaringan Islam Liberal (JIL). Jadi pada dasarnya, apa yang mereka sampaikan tentang sejarah kodifikasi Al-Qur'an, bukanlah hal yang baru, karena apa yang mereka sampaikan hanyalah bentuk pengulangan saja, atas apa yang telah disampaikan oleh kalangan orientalis, kala itu. Adapun para orientalis yang melakukan penelitian tentang sejarah kodifikasi Al-Qur'an, mulai dari Noldeke, penulis buku Tarikh Al-Qur'an  yang dipublikasikan tahun 1860 M, sampai orientalis yang datang sesudahnya yang melengkap

Keselamatan Bayi Menurut Islam Dan Kristen

Image
                        Oleh : Sang Misionaris Setiap orang yang mengimani adanya kehidupan sesudah kematian, pasti mengharapkan keselamatan . Tetapi yang menjadi persoalannya, di saat seseorang meyakini adanya kehidupan sesudah kematian, apakah ajaran yang dia yakini selama ini, benar-benar bisa memberikan jaminan tentang keselamatan kepada semua orang tanpa adanya pandang bulu (pilih kasih) ataukah tidak ? Makna pilih kasih, bukan mengarah kepada perbedaan atas apa yang kelak akan dia dan orang lain dapatkan, sebab semuanya bergantung kepada apa yang diusahakannya ketika saat berada didunia, tetapi mengarah kepada sipenerima keselamatan itu sendiri, dari bayi sampai kepada orang dewasa. Jika setiap orang ditanya tentang hal itu pasti akan memberikan jawabannya, semisal umat Islam  dan Kristen, bahwa setiap orang pasti menerima keselamatan. Tetapi lain halnya jika kita membahas tentang keselamatan bagi bayi dan anak, dalam Islam  terdapat kepastian atas keselamatan bagi mereka

Malaikat Tuhan Menurut Kristen

Image
                    Oleh : Sang Misionaris Adanya keyakinan Kristen tentang Allah yang bisa menjelma, menurut mereka, hal tersebut adalah sebuah bentuk pembuktian bahwa Allah itu hidup, yang dengan hidup-Nya itu, Dia melakukan karya ditengah-tengah manusia dalam rangka untuk menyelamatkan manusia yang sudah jatuh kedalam dosa . Adanya keyakinan Kristen tersebut, semuanya didasari karena adanya antropomorfisme dan antropopatisme didalam Alkitab . Demi membenarkan atas apa yang mereka yakini, acapkali Kristen selalu melakukan pendangkalan aqidah terhadap umat Islam, seperti melakukan penudingan bahwa didalam Al-Qur'an  dan hadits  terdapat antropomorfisme dan antropopatisme. Mereka bersikap seperti itu, untuk memberikan kesan kepada kaum Muslimin bahwa didalam ajaran Islam sendiri pun ternyata adanya kesamaan dan mendukung atas apa yang mereka yakini selama ini, yang hal itu dianggapnya telah memberikan legitimasi atas keyakinan mereka. Padahal didalam ajaran Islam ,  antropomor