Posts

Showing posts from April, 2017

Sejarah Kodifikasi Al-Qur'an bag. 2

Image
Selanjutnya, Luthfi menuturkan sebagai berikut : "Perbedaan antara mushaf Utsman dengan mushaf-mushaf lainnya bisa dilihat dari komplain Aisyah, isteri Nabi, yang dikutip oleh Jalaluddin al-Suyuthi dalam kitabnya, al-Itqan, dalam kata-kata berikut: “pada masa Nabi, surah  al-Ahzab berjumlah 200 ayat. Setelah Uthman melakukan kodifikasi, jumlahnya menjadi seperti sekarang [yakni 73 ayat].” Pandangan Aisyah juga didukung oleh Ubay bin Ka’b, sahabat Nabi yang lain, yang di dalam mushafnya ada dua surah yang tak dijumpai dalam mushaf Uthman, yakni surah al-Khal’ dan al-Hafd. Setelah Uthman melakukan kodifikasi dan standarisasi, ia memerintahkan agar seluruh mushaf kecuali mushafnya ( Mushaf Uthmani ) dibakar dan dimusnahkan. Sebagian besar mushaf yang ada memang berhasil dimusnahkan, tapi sebagian lainnya selamat. Salah satunya, seperti kerap dirujuk buku-buku ‘ulum al-Qur’an, adalah mushaf Hafsah, salah seorang isteri Nabi, yang baru dimusnahkan pada masa pemerintahan Marwa

Sejarah Kodifikasi Al-Qur'an bag. 1

Image
                    Oleh : Sang Misionaris Para orientalis telah menerapkan metodologi kritiknya terhadap Al-Qur'an, yang sebelumnya telah mereka terapkan terhadap Alkitab. Mereka menghimpun berbagai pendapat, asumsi, dan pandangan, lalu menyimpulkannya dengan melakukan analisis yang relevan dengan tempat, waktu, dan kondisi. Mereka hanya menaruh perhatian pada matan, tetapi tidak pada sanadnya. 1 Keadaan demikian, ternyata diikuti dan diteruskan oleh kelompok yang bernama Jaringan Islam Liberal (JIL). Jadi pada dasarnya, apa yang mereka sampaikan tentang sejarah kodifikasi Al-Qur'an, bukanlah hal yang baru, karena apa yang mereka sampaikan hanyalah bentuk pengulangan saja, atas apa yang telah disampaikan oleh kalangan orientalis, kala itu. Adapun para orientalis yang melakukan penelitian tentang sejarah kodifikasi Al-Qur'an, mulai dari Noldeke, penulis buku Tarikh Al-Qur'an  yang dipublikasikan tahun 1860 M, sampai orientalis yang datang sesudahnya yang melengkap

Keselamatan Bayi Menurut Islam Dan Kristen

Image
                        Oleh : Sang Misionaris Setiap orang yang mengimani adanya kehidupan sesudah kematian, pasti mengharapkan keselamatan . Tetapi yang menjadi persoalannya, di saat seseorang meyakini adanya kehidupan sesudah kematian, apakah ajaran yang dia yakini selama ini, benar-benar bisa memberikan jaminan tentang keselamatan kepada semua orang tanpa adanya pandang bulu (pilih kasih) ataukah tidak ? Makna pilih kasih, bukan mengarah kepada perbedaan atas apa yang kelak akan dia dan orang lain dapatkan, sebab semuanya bergantung kepada apa yang diusahakannya ketika saat berada didunia, tetapi mengarah kepada sipenerima keselamatan itu sendiri, dari bayi sampai kepada orang dewasa. Jika setiap orang ditanya tentang hal itu pasti akan memberikan jawabannya, semisal umat Islam  dan Kristen, bahwa setiap orang pasti menerima keselamatan. Tetapi lain halnya jika kita membahas tentang keselamatan bagi bayi dan anak, dalam Islam  terdapat kepastian atas keselamatan bagi mereka

Malaikat Tuhan Menurut Kristen

Image
                    Oleh : Sang Misionaris Adanya keyakinan Kristen tentang Allah yang bisa menjelma, menurut mereka, hal tersebut adalah sebuah bentuk pembuktian bahwa Allah itu hidup, yang dengan hidup-Nya itu, Dia melakukan karya ditengah-tengah manusia dalam rangka untuk menyelamatkan manusia yang sudah jatuh kedalam dosa . Adanya keyakinan Kristen tersebut, semuanya didasari karena adanya antropomorfisme dan antropopatisme didalam Alkitab . Demi membenarkan atas apa yang mereka yakini, acapkali Kristen selalu melakukan pendangkalan aqidah terhadap umat Islam, seperti melakukan penudingan bahwa didalam Al-Qur'an  dan hadits  terdapat antropomorfisme dan antropopatisme. Mereka bersikap seperti itu, untuk memberikan kesan kepada kaum Muslimin bahwa didalam ajaran Islam sendiri pun ternyata adanya kesamaan dan mendukung atas apa yang mereka yakini selama ini, yang hal itu dianggapnya telah memberikan legitimasi atas keyakinan mereka. Padahal didalam ajaran Islam ,  antropomor